
Asal Usul Nama dan Berdirinya Desa Bojong
Desa Bojong memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun. Nama "Bojong" diyakini berasal dari bahasa Sunda yang berarti "tanah yang menjorok ke sungai" atau "wilayah ujung kampung", merujuk pada letak geografis desa yang berada di tepi aliran air dan menjadi batas permukiman tradisional.
Diperkirakan desa ini mulai terbentuk sekitar abad ke-18 oleh sekelompok masyarakat yang mencari lahan subur dan aman untuk bermukim. Tokoh-tokoh pendiri seperti Ki Gede Bojong dan Nyi Ratu Bojong dipercaya membuka lahan pertama dan memulai sistem kehidupan komunal. Saat itu, kehidupan warga sangat bergantung pada pertanian lahan basah dan perikanan tradisional yang memanfaatkan sumber air dari Sungai Cikalapa yang mengalir di sisi timur desa.
Perkembangan Desa di Era Kolonial
Selama masa penjajahan Belanda, Desa Bojong mengalami berbagai penyesuaian dalam struktur pemerintahan dan sistem pertanian. Beberapa kebijakan tanam paksa dan pajak kolonial berdampak langsung pada produktivitas warga. Meski demikian, pembangunan saluran irigasi oleh Belanda secara tidak langsung membantu pengairan sawah warga hingga kini.
Perlawanan warga Bojong terhadap ketidakadilan kolonial tercatat dalam kisah heroik tokoh lokal bernama Ki Darmawijaya, yang memimpin gerakan protes terhadap pengambilan paksa hasil bumi. Semangat juang dan perlawanan rakyat menjadi bagian penting dalam memori kolektif desa.
"Selama bumi masih bernafas, Desa Bojong akan terus berdiri dengan doa dan perjuangan."
Desa Bojong di Masa Kemerdekaan dan Pembangunan
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Desa Bojong memasuki babak baru dengan semangat pembangunan. Warga desa aktif terlibat dalam program nasional seperti wajib belajar, gotong royong pembangunan jalan, serta penguatan koperasi desa. Masa awal kemerdekaan juga diwarnai dengan pendirian Sekolah Rakyat dan Balai Pengobatan Rakyat sebagai bentuk pemenuhan hak dasar warga.
Dalam beberapa dekade terakhir, Desa Bojong mengalami transformasi signifikan. Jalan-jalan desa diperkeras, jembatan penghubung antar dusun dibangun, serta fasilitas umum seperti pasar, lapangan olahraga, dan tempat ibadah direvitalisasi. Kepemimpinan kepala desa dari masa ke masa berkontribusi dalam menyalurkan aspirasi masyarakat melalui musyawarah dan pembangunan berbasis potensi lokal.
Tokoh-Tokoh Berjasa dalam Sejarah Desa Bojong
Desa Bojong tidak akan menjadi seperti sekarang tanpa kontribusi dari para tokoh penting. Selain para pendiri, beberapa nama lain yang patut dikenang antara lain:
- H. Samsudin: Tokoh pendidikan yang mendirikan sekolah rakyat pertama di Bojong.
- Nyai Hj. Saripah: Penggerak kegiatan sosial dan keagamaan perempuan desa.
- Pak Surya Atmaja: Inisiator pembangunan saluran irigasi mandiri di era 1980-an.
Jasa mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkontribusi bagi kemajuan desa.
Peninggalan dan Situs Sejarah
Desa Bojong masih memiliki beberapa situs dan peninggalan sejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Beberapa di antaranya adalah Makam Ki Gede Bojong yang dikeramatkan, sumur tua peninggalan kolonial, dan pohon beringin besar di alun-alun desa yang dipercaya sudah berusia lebih dari 150 tahun.
Pelestarian terhadap situs-situs ini dilakukan oleh warga secara swadaya dan difasilitasi oleh pemerintah desa agar tetap terjaga sebagai bagian dari identitas dan daya tarik sejarah Bojong.
Sejarah Desa Bojong adalah kisah panjang tentang keteguhan, persatuan, dan cinta tanah kelahiran. Dengan mengenali masa lalu, kita bisa membangun masa depan yang lebih bermartabat dan berkarakter.